1. Sesekali cobalah untuk diam dalam berbagai kesempatan. Hidup
bukan cuma tentang kamu, orang-orang pun tak begitu peduli pada ceritamu
Daripada
sibuk berkomentar, sesekali cobalah untuk diam. Jagalah kata-kata dan
ucapan yang keluar dari mulutmu. Walau lidah terasa gatal, jangan
sebutkan semua hal yang melintas di kepala. Sesungguhnya ada fakta
nyata yang harus kamu terima: Gak semua orang di sekitarmu pengen dengar
semua hal yang kamu pikirkan.
Advertisement
Berusahalah menyensor perkataanmu. Ini berlaku tidak cuma di dunia nyata, tapi juga di dunia maya: seperti Facebook, Twitter, Path, dan media-media sosial lainnya. .
Keberadaan
media sosial dan kebebasan berpendapat macam ini sering jadi blunder.
Tidak jarang kamu merasa seluruh sisi hidupmu bisa dibagikan, bisa juga
menciptakan stigma bahwa segala hal yang terjadi di sekeliling dan
masalahmu perlu dikaitkan. Dampaknya kamu jadi mudah mengeluh, mudah
menghubungkan segala hal yang terjadi di sekeliling dengan masalahmu,
sampai membuatmu jadi orang yang haus perhatian.
Dengan lebih
banyak diam kamu akan sadar bahwa hidup tidak hanya berputar pada poros
masalahmu. Ada hal-hal lain yang jauh lebih penting dari itu.
2. Karena tidak ada orang yang sempurna, sebenarnya kamu pun tak punya hak untuk mengomentari mereka
Sebelum
kamu mencari-cari kekurangan dan kesalahan orang lain kayak juri kontes
bakat, mending kamu ambil kaca yang besar buat lihat diri kamu dulu.
Persis seperti kamu, gak ada di dunia ini orang yang sempurna. Kalau
kamu masih suka lupa taruh kunci di mana, masih belum secantik Dian
Sastro, dan belum sepintar Maudy Ayunda yang bisa kuliah di Oxford —
tutup mulutmu rapat-rapat. Kamu tidak (akan) punya hak untuk
mengomentari orang lain.
3. Jadilah orang yang apa adanya. Rasa suka dan tidak suka harus langsung kamu ungkapkan di depan orangnya
Nggak usah nyindir atau nyinyir,
please.
Kalau kamu memang nggak suka sama sesuatu, bilang dengan sopan dan
terus terang. Ini adalah cara yang paling adil karena dengan begitu,
kamu bisa memberikan kesempatan ke orang yang kamu kritik untuk
mengutarakan permasalahan dari sisinya. Jangan menyindir karena itu
bisa bikin orang yang kamu sindir sakit hati. Dia juga bisa kok, cukup
dewasa untuk mendengarkan unek-unekmu.
4. Kalau memang sedang tidak bisa memberikan senyuman manis ya jangan dipaksa. Be real.
Senyum
yang dipaksakan gak akan membuat kamu terlihat manis. Suara yang
dibikin-bikin sok halus gak akan bikin orang lain terpesona.
Be real. Gak
ada yang suka sama orang yang berpura-pura, apalagi kalau pura-puranya
kelihatan banget. Jadi aja dirimu yang sebenarnya. Jangan dibuat-buat.
5. Semua perlakuan tidak menyenangkanmu pasti punya motivasi. Temukan itu agar kamu bisa segera berbenah diri
Kenapa
sih kamu begitu mudah bersikap nggak toleran? Apa motivasi kamu untuk
selalu mempertanyakan hal-hal remeh, atau sedikit-sedikit mengkritik
orang lain di depan umum? Memangnya perlu banget ya mencak-mencak di
restoran hanya karena pelayannya lupa mengucapkan selamat datang? Perlu
banget bilang kalau baju teman kerja kamu bikin badannya terlihat
tambah besar?
Tanyakan dirimu sendiri: motivasi kamu berbuat begitu sebenarnya apa?
Kamu
ingin merasa dihormati? Kamu ingin diakui sebagai orang yang lebih
pintar? Kalau iya, berarti masalahnya ada di kamu yang kurang pede,
bukan di orang-orang sekitar kamu!
6. Minta orang-orang terdekatmu mendampingi. Dengan begini selalu ada orang yang mengingatkan saat kamu hendak keluar jalur
Jika
kamu sudah mengakui bahwa kamu sedikit brengsek dan punya kesulitan
besar memelihara sebuah hubungan, itu sendiri adalah hal yang bagus.
Selanjutnya, kamu harus minta bantuan. Bicara pada teman dan keluarga
minta pendapat mereka tentang dirimu.
Tanya bagaimana bisa mereka mau berteman denganmu Minta saran agar kamu bisa menjadi lebih baik dihadapan mereka.
7. Carilah orang yang bisa jadi panutan dan dimintai masukan

Jadikan Panutan
Cari orang kamu kagumi kepribadiannya lalu jadikan dia panutan. Panutan bisa jadi orang yang kamu kenal, tokoh, seleb atau
super-hero favorit kamu. Sudah saatnya kamu ganti
attitude.
8.
Bahagiakan hatimu lewat berbagai kegiatan positif. Jika dirimu sudah
bahagia, perlakuanmu ke orang lain juga akan menyenangkan
Rasa
frustasi, kekecewaan dan ketidakpuasan menyebabkan kamu jadi brengsek.
Buang jauh-jauh hal negatif itu dengan melakukan hal yang bikin kamu
senyum, senang dan positif. Ketika kamu menjadi postiif, ‘si brengsek’
tadi makin jauh dari kamu.
9. Langkah selanjutnya, coba jadi orang yang tidak cepat puas diri dan tahu malu
Bukan
hanya malu kalau berbuat salah, tapi juga malu ketika kamu menerima
pujian. Prestasi memang harus dibanggakan, namun jika kamu keterusan dan
sok pamer, orang yang melihatmu bakal kehilangan simpati. Terima
pujian dengan rendah hati, dan berusahalah melakukan yang lebih baik
lagi esok.
10. Jangan takut meminta maaf pada mereka yang sudah kamu sakiti. Tunjukkan kalau kamu memang ingin berubah mulai hari ini.

Tebus Kebrengsekanmu
Langkah
kesepuluh ini baru kamu jalankan ketika benar-benar siap. Temui teman
dan keluargamu, berbagi sepatah dua patah kata dengan orang-orang yang
pernah kamu bikin kesal. Akui kalau kamu memang pernah jadi orang yang
brengsek, tapi kini gak lagi. Tunjukkan kalau kamu sudah berubah
sekarang.
Menyadari bahwa kita punya sifat yang jelek itu aja
sulit, apalagi kalau mau mengubahnya. Tapi langkah-langkah ini sangat
bisa dilakukan, kok. Yuk, sama-sama kita belajar menjadi pribadi yang
lebih baik!
sumber: http://www.hipwee.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar